Rabu, 03 September 2008

Telunjuk Kiri Terjepit Pagar Rumah!!


Setelah Lebaran tahun 2007 tepatnya tanggal 19 Oktober 2007 sehabis berlibur ke Bandung, aku punya pengalaman yang sedih banget. Waktu itu aku dan papa habis pulang renang di sport center prima bintara. Mama saat itu sudah kembali bekerja.

Aku renang dengan riang gembira, bertemu dengan teman teman seumuran ku, menyenangkan!! ...:)

Sekitar pukul 10 an siang, aku dan papa pulang ke rumah membersihkan dan membereskan barang dan pakaian basah setelah renang tadi. Dengan rencana aku akan di titipkan papa di tempat nini karna mama kan tadi di kantor.

Mungkin saking semangat dan perasaan ku yang sangat senang pada saat itu, aku langsung menuju pagar dan bermaksud ingin membukakan pagar karna mobil papa akan keluar. Tapi musibah menimpa ku pada saat itu, aku membuka pagar dengan semangat tanpa melihat dan memperhatikan segala sesuatunya dengan cermat.

Telunjuk tangan kiriku terjepit oleh ujung pagar yang berdempetan dengan tembok, karna kaget dan panik aku tarik jariku dan terjadilah sesuatu yang mengerikan, daging jari telunjuk ku hampir putus!!!

Kata papa herannya aku tidak menjerit histeris hanya saja memanggil nama papa dengan lirih, papa keluar rumah menuju aku yang sedang memanggilnya, papa kaget melihat tanggan ku yang sudah mengucur darah dengan derasnya seperti keran air dengan lancar mengalir, papa panik tanpa meminta pertolongan orang papa langsung membawa ku ke RS Islam Pondok Kopi dengan mendudukkan dan memeluk ku sambil membawa mobil. Di jalan papa ngebut tanpa memperhatikan kendaraan yang lain.

Sesampainya di RS aku langsung di tangani di UGD, jarum infus mulai mencari urat di tangan ku, tidak berhasil tetap di cari lagi sampai akhirnya infus ku berada di kaki.

Saat itu papa menghubungi mama di handphone tapi sayangnya mama tidak angat nomor yang menghubunginya karena pada saat itu papa teleponnya dari wartel setempat. Akhirnya papa menghubungi nini di rumah dan menceritakan kejadiannya, spontan dan histeris nini yang kebetulan tante tina juga ada di rumah menangis memikirkan nasib aku. Nini menghubungi mama saat itu yang berada di kantor, sambil menangis. Spontan juga mama panik mendengar cerita nini tadi dan langsung meluncur ke RS yang kebetulan dekat dari kantor mama.

Sesampainya di RS mama melihat aku yang sedang berbaring di UGD dengan baju yang penuh dengan bercak darah, mama menangis sejadinya memeluk ku dan mencium ku, aku mencoba menenangkan mama saat itu " mama jangan nangis yaa " mama menjawab " iya sayang " yang diiringi dengan derasnya air mata mama yang membasahi pipi.

Saat mama bersama ku, papa sedang mengurus administrasi ku di loket, kenapa papa lama sekali?? ternyata apa yang terjadi dompet papa hilang! tambah panik lah papa, dicari kembali ke kolam renang tidak ada, kembali ke rumah juga tidak ada, di dalam plastik baju basah juga tidak ada!! handpnone papa pun tidak aktif! Batre Low. Dengan hilangnya dompet papa, membuat proses penangganan ku jadi ikut tertunda.

Akhirnya dengan segala perjuangan papa dan mama aku bisa dioperasi juga, 1 jam kurang lebihnya. Saat itu yang menunggu ku di RS ada mama pasti, aki, nini, tante tina, tante imul, tante erna, mauwo juga pauwo. Saat itu papa langsung mengurus ATM yang berada di dompet yang hilang itu.

Aku keluar dari Ruang Operasi dan menuju ruang pemulihan, 1 malam aku nginep dan besoknya sudah bisa pulang dan tidak lupa kembali ke RS untuk tetap diperiksa hasil jaitannya sampai akhirnya jaitan itu di buka.

Sampai sekarang mama pasti kalo mau lihat jari ku yang terluka itu bilang " mana jari inez yang jelek itu?" hehehe....

3 komentar:

  1. aduh, kasihan yah inez. Makanya lain kali hati-hati?......

    jadi ngilu denger ceritanya....

    keep smile yach?....
    yy

    BalasHapus
  2. yang gw butuhin contoh design pagar rumah

    BalasHapus
  3. Mba,, mohon infonya ttg Kids Campus donk,, gmn sikap guru2nya & manfaat apa aja yg Inez bisa aplikasikan dkehidupan shari2.. thanx

    BalasHapus